Kamis, 14 Mei 2015

ternyata pelajaran bisa di dapet dari mana aja niih, teman !!! ( contohnya, ini mungkin yang aku pelajarin dari benda yang bernama "CANGKIR" )





Cangkir… apa yg ada dibenak agan setelah melihat suatu barang yang sederhana itu? yap dari luar terlihat seperti cangkir biasa yang fungsinya untuk minum teh atau kopi. Tapi coba agan pikirkan dengan lebih teliti apa pelajaran yang dapat kita ambil dari sebuah cangkir?Penasaran kan pelajaran yang di dapat dari sebuah cangkir? Yuk simak. Namun sebelumnya ane mau membuat trit ini lebih berbeda dari sebelumnya, ya jenisnya seperti cerita gitu dah ane juga ga tau sih sebenernya apa jenisnya.
Yaudah langsung aja ya gan.


                              WARNING!
                  Bacalah Dengan Seksama, teman !!!

“Dunia Ini begitu gelap… aku tak mengerti hidup ini begitu gelap dan sepi” 
“Aku juga tidak bisa merubah kehidupan ini karena aku sangat lemah dan lembek….”
“Hmm… setidaknya aku dapat merubah diriku yang lembek ini….”
“benar juga aku bisa jadi apapun karena aku hanya segumpal tanah yg lembek!”
“Oke sudah aku putuskan untuk menjadi cangkir, hmm mungkin itu terdengar mudah. Ya aku sih pengennya yang mudah saja dan biasa biasa saja aku tidak ingin yang terlalu keras …”
“Apapun yang terjadi aku harus tetap berjuang….”


Lalu tanah liat tersebut memulai perjuangannya di sebuah meja pengrajin terkenal di kota.
“Oh ini rasanya di meja seorang pengrajin terkenal… walaupun aku tidak tahu masa depan, tapi menurut ku ini sangat menarik”
Dengan ketidaktahuan akan masa depan, tanah liat tersebut tetap terus berjuang. Padahal di depan sana akan penuh dengan rintangan. Setelah itu tanah liat tersebut harus melalui proses pertama yaitu penimbunan yang fungsi untuk membersihkan tanah liat tersebut dari partikel dan kotoran yang menempel
“proses pertama untuk menjadi cangkir saja aku harus di bersihkan dari kotoran dan partikel, itu membuat aku nyaman dan senang” 

Setelah di bersihakan proses selanjutnya adalah penggilingan
“Aku sangat kaget dengan apa yang terjadi, tapi aku harus tetap berjuang, biarkanlah tubuhku tergiling namun semangat ku tidak boleh tergiling!”
“tidak seperti yang kuinginkan, tapi dari pada memikirkan itu aku harus terus maju walaupu ini sulit untuk di jalankan”
Proses itu rupanya tidak meredupkan semangatnya selanjutnya adalah proses pembentukan dan membuat pola hias, si pengrajin membentuknya di meja berputar khusus. Dalam prosesnya tanah liat harus di putar2 senhingga dapat membentuk sebuah cangkir, dan di buat pola hiasan
“wah ternyata ini hal yang harus aku terima ya! Untuk menjadi cangkir aku harus melawati proses yang paling berat dalam hidupku… namun jika ini untuk kesuksesan aku harus tetap berjuang!”

Setelah beberapa waktu berlalu akhirnya sang pengrajin berhasil membuat suatu karya yaitu sebuah cangkir polos dengan corak bunga di pinggirnya, namun belum sempurna. Selanjutnya proses pembakaran dan pengecetan.
“Hosh... aku hampir saja menyerah, ini sangat menyakitkan dan hampir membuatku gila. Gila karena kehidupan ini yang begitu keras, tapi aku tidak boleh berhenti disini saja! Bentuk ku sudah berubah dan tidak bisa kembali lagi”
“Aku harus berjuang sekali lagi, tidak ada pilihan selain berjuang”

Akhirnya setelah pembakaran selama 12 jam dan juga pengecetan yang dilakukan oleh pengrajin, sekarang cangkir tersebut sepenuhnya menjadi sebuah karya seni dan terapan yang memiliki nilai yang sangat tinggi, walaupun hanya sebuah cangkir namun ingat gan! Dibuat dari bahan dasar yang biasa biasa saja, jangan liat dari bahan dasarnya. Namun lihatlah dari prosesnya


Pelajaran Pertama



Pasti semua tau kan bahwa bahan dasar cangkir adalah tanah liat, dan di ceritakan pada awal kehidupan sebuah cangkir, itu mengalami yang namanya jadi tanah liat yang berasal dari bumi. Sepeti namanya tanah liat itu lembek, lemah, tidak berarti dan mudah dibentuk ini sama halnya pada kehidupan seseorang yang awalnya lemah tidak berdaya, tidak berarti, dan juga mudah diatur. Jadi jangan sombong dengan pangkat, harta, atau apapun itu, toh kita sama sama dari sperma kan?

Pelajaran Kedua



Liat gan perjuangan sebuah tanah liat untuk menjadi cangkir, pembuatannya itu melauli proeses yang sangat keras dan berat gan. Sama halnya dengan kehidupan kita yang mengalami namanya perjuangan yang sangat keras dan berat Tapi si tanah liat Selalu berjuang tanpa menyerah dan dengan semangat tentunya, jadi apabila agan mengalami proses yang sangat keras dan berat dalam hidup agan itu udah biasa jadi tetaplah SEMANGAT, JANGAN MENYERAH dan SELALU BERJUANG apapun yang terjadi.

Pelajaran Ketiga


Coba kita lihat pembuatan cangkir yang sangat lama dan membutuhkan waktu yang tidak sedikit, supaya hasilnya sempurna dan juga memuaskan dan itu membutuhkn kesabaran gan. Sama halnya dengan kita yang harus sabar tidak boleh tergesa gesa demi mendapatkan kesuksesan… dengan kualitas yang super bagus gan

Pelajaran keempat


Agan tau kan dari tanah liat terus setelah melalui proses yang sangat keras dan berat lalu si tanah liat itu berubah menjadi sebuah cangkir nah disini terbentuk lah tekstur yang keras dan kuat dari semula yang lembek. Nah sama halnya dengan kehidupan manusia, dalam proses menuju kesuksesan itu terbentuk lah mental yang kuat dan terbangun lah mental yang sukuat baja. Walaupun seorang individu blm merasakan kesuksesan yang dia inginkan tapi dia mendapatkan apa yang namanya perubahan mental.

Pesan ku, teman !!!

Ya cerita sederhana ini yg di buat oleh ku. Hampir sama seperti aku ini sudah bekerja keras sabar dan juga semangat. Dan sampai sekarang aku juga masih belum mendapatkan kesuksesan yang ku inginkan, tapi dalam perjalanannya menemukan suatu hal hal yang “istimewa” dan lambat laub merubah Mental aku menjadi lebih baik dan lebih baik. Tetaplah berjuang gan! Jangan mau menyerah pikirkan lagi, karena kalo menyerah sekarang sudah terlalu jauh dan tidak ada pilihan selain berjuang melangkah lagi menuju kesuksesan itu Semangat!!!

Pesan Teman baik ku
Jatuh bangun, senang sakit, pastinya kita rasakan layaknya kehidupan sang cangkir. Mungkin tidak hanya cangkir gan, kita juga bisa mengumpamakan roda kehidupan layaknya fase hidup kupu-kupu. Esensinya adalah, bahwa hidup tidak selalu berjalan mulus. Ada momen di mana kita pasti merasa down, ingin mati, ingin mengeluh, ingin pindah rumah, ingin pindah sekolah atau kantor, tapi yang paling penting adalah bagaimana cara kita memaknai hidup dan menemukan motivasi diri. Sampai bertemu di masa di mana kita semua saling menemukan makna hidup, cinta sejati, dan mencapai tangga kesuksesan!

Selasa, 07 April 2015

bahagia itu sih sederhana, katanya.........

gwe heran, apa sih sebenarnya bahagia itu....

cukup sederhana bukan, pertanyaan tadi, tapi ketika gwe tanya ke semua orang. satu persatu pada ngasih opini berbeda, seperti......

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana semangkuk mi ayam favorit dengan isi yang banyak, hangat dan gurih, saat hujan. Apalagi kalau ditraktir.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana melihat senyummu, mendengar tawamu, hanyut dalam keteduhan tatap matamu.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana tempat tidur dengan seprai dan sarung bantal guling yang baru. Masih mulus, adem, lagi wangi. Apalagi kalau ada konconya.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana pelukan. Ada yang demen meluk dari belakang, mendarat di punggung.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana berhasil meniru resep masakan, membuat menu baru sendiri dengan rasa yang lumayan.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana berhasil dapat nilai A dalam ujian. Lulus UN. Tanpa nyontek. Berhasil menjadi sarjana, atau meraih Master, Doktor, dan sejenisnya.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana mendapat pujian dari bos di kantor setelah berhasil menang pitching; dianggap punya ide brilian; dinilai berkepribadian baik; maupun bisa diandalkan.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana berhasil mengalami dan memberikan orgasme kepada pasangan.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana berhasil membeli tanah, rumah, atau kendaraan idaman dengan kemampuan sendiri. Konstan menabung setiap bulan selama beberapa tahun untuk mengumpulkan uang muka, lalu siap nyicil sisanya.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana menemukan toilet yang sangat bersih dan nyaman saat kebelet-kebeletnya.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana berhasil mendapatkan beasiswa ke luar negeri, mengalahkan ribuan kandidat lainnya.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana bisa mewujudkan impian orangtua. Menikah, memberikan cucu, memberangkatkan haji, mengajak mereka jalan-jalan ke luar negeri, memberikan kehidupan yang berkecukupan, membuat mereka selalu tertawa gembira.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana bertemu dengan orang yang bisa berbicara “bungul ikam tu!” atau “nggolek badokan yok, wis luwe arep semaput iki” setelah sepuluh tahun tinggal di Eropa.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana menemukan paman penjual Putu Labu yang dermawan memberi isi gula merah, dan menyajikan kelapa parut yang segar.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana bisa peluk cium dengan pasangan di mana saja dan kapan saja, tanpa harus takut-takut. Bukan peluk cium pamer atau syahwat yang tak terbendung, melainkan peluk cium sebagai ekspresi rasa sayang yang tak berkesudahan.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana menonton konser band favorit di luar negeri tepat saat isi tabungan mencukupi.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana segelas air putih dingin saat sedang haus-hausnya.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana sukses menghasilkan karya beraneka media. Bisa jadi buku, gubahan musik, lukisan, komik dan karya animasi, film, instalasi seni, desain busana, tata interior, rancangan arsitektur. Karya yang dihasilkan lewat idealisme dan bebas intervensi.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana bisa sahur dan berbuka puasa dengan orang-orang tercinta. Apapun menunya.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana masuk ke sebuah restoran ternama dengan predikat Michelin, memesan menu lengkap untuk lima jenis masakan ala fancy dining.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana bertemu pacar/suami/istri setelah terpisah sekian lama.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana mendengar anak kita yang masih bayi, tertawa untuk pertama kalinya. Atau saat ia mengucapkan kata utuh pertamanya: “ma-ma”.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana ketemu barang incaran yang sedang didiskon 70 persen.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana berasa jadi salah satu orang paling hipster. Selalu tahu dan mengalami hal baru lebih dahulu. Sudah mengenakan potongan busana jauh sebelum menjadi tren, sudah menjadi langganan kafe atau tempat nongkrong baru sebelum populer, sudah nonton film keluaran terbaru sejak penayangan perdana, sudah menggengam gadget keluaran termutakhir ketika harganya masih didongkrak habis-habisan.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana diterima setelah nembak.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana berhasil menyelenggarakan event yang “berbudaya”, dan mendapat respons luar biasa. Menuntaskan ide dan cita-cita. Menjadi buah bibir setelahnya.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana memberi nasi bungkus kepada pengemis renta yang ditemui di pinggir jalan.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana membantu orang lain mewujudkan ide dan gagasannya. Menghasilkan sesuatu yang positif, signifikan, dan bermanfaat bagi sesama.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana kentut tanpa malu-malu, dan tanpa malu-maluin.

Bahagia itu sederhana, katanya. Sesederhana… (silakan isi sendiri)



Setiap orang punya kebahagiaan versi masing-masing. Kita pun bisa duduk seharian, ngobrolin daftar ini tanpa ada habis-habisnya, lalu ketawa-ketiwi atau merasa senang karenanya. Meskipun begitu, waktu tetap berjalan, kehidupan terus bergulir. Kebahagiaan yang kita rasakan, menerakan pengalaman menyenangkan, segudang kenangan.

Begitupun tulisan ini, akan menyisakan bayangan-bayangan penuh kegembiraan, bila diakhiri di paragraf ini.

Berpisah dengan yang dicintai.

Berkumpul dengan yang dibenci.

Mendapat yang tidak diinginkan.

Luput dari yang diharapkan.



Waktu tetap berjalan, kehidupan terus bergulir. Perubahan tak dapat dihindari. Mereka yang optimistis, selalu yakin bahwa setelah satu kebahagiaan berlalu, akan ada kebahagiaan lain yang menyusul. Sedangkan mereka yang pesimistis, selalu murung karena menganggap bahwa hanya ada kesedihan tak berkesudahan. Sementara mereka yang realistis, siap menggapai kebahagiaan dan sanggup diterpa kesedihan.

Maafkan saya, jika harus menggugah Anda dari daydreaming yang menyenangkan. Hanya saja kita–manusia–tidak hanya tercipta untuk siap bahagia saja, namun beredar dalam kehidupan yang serba lengkap. Kendatipun lumrahnya, semua orang mengidamkan kebahagiaan, dan sebisa mungkin menghindari kesedihan.

Dari sederetan contoh “Bahagia itu Sederhana” sebelumnya, kita dihadapkan pada happy ending–akhir yang menyenangkan, ketika mampu menyisakan senyum terkembang. Jangan lupa kalimat saktinya: “waktu tetap berjalan, kehidupan terus bergulir.” Ada peristiwa, setelah sebuah peristiwa. Tergantung kita, sudah siap menghadapinya, atau masih belum move on dari sisa-sisa efek kejadian sebelumnya.


Berpisah dengan yang dicintai
Perpisahan mengikuti pertemuan layaknya bayangan. Tak perlu jauh-jauh berbicara tentang maut yang memisahkan sepasang kekasih, ketika sehabis kencan mingguan saja, dua sejoli terus bermesra-mesraan lewat udara. Plus kalimat andalan: “kangen banget nih…”

Berkumpul dengan yang dibenci
Wajar kiranya, apabila manusia selalu gandrung dengan hal-hal menyenangkan, dan anti terhadap semua yang bertolak belakang. Di kantor misalnya, akan terasa layaknya ruang penyiksaan ketika kita harus berurusan dengan musuh bebuyutan. Ingin cepat-cepat pulang kantor saja rasanya, nongkrong dengan teman-teman, walaupun pada kenyataannya harus kembali turun kerja keesokan harinya. Siklus.

Mendapat yang tidak diinginkan
Ekspektasi adalah muara dari semua yang kita kerjakan. Selalu ada harapan, target, capaian minimal dari daya upaya yang kita kerahkan. Maunya sih selalu berhasil dan berbuah kegembiraan, namun tak mustahil menuai kekecewaan. Hanya ada “ucapan terima kasih atas partisipasinya.”

Luput dari yang diharapkan
Lebih parah dari poin sebelumnya, luput berarti tidak mendapatkan apa-apa sama sekali. Boro-boro sesuatu yang diinginkan, ini malah tangan yang hampa. Benar-benar kehilangan. Bagaimanapun bentuknya, saya yakin Anda pasti pernah mencelus di dalam hati, ketika merasakan yang seperti ini.


Kebahagiaan dan kesedihan, berikut perolehan dan kehilangan. Sepasang realitas yang tidak terelakan. Kondisi yang tidak akan dapat kita hindari, selama masih berkutat dalam “keterkondisian” serta ketidakpastian. Malangnya, seumur hidup ini, kita dibiasakan untuk selalu rapat melekat dengan hal-hal yang membahagiakan, dan berlari sejauh mungkin dari hal-hal yang menyedihkan. Menjadi ilusi, bahwa kebahagiaan itu seperti permen bulat isi cokelat. Berlimpah jumlahnya dan menyenangkan. Menyisakan kesedihan yang dianggap laiknya bulatan-bulatan hitam dengan rasa pahit memuakkan.

Gandrung pada permen bulat isi cokelat. Kita lumat dengan mantap, untuk kemudian kita pegang sisanya erat-erat. Bahagia memang, pada awalnya. Hingga kemudian muncul kekhawatiran; “sisa berapa ya?”, “kalau nanti diambil sama dia, gimana ya?”, “cari di mana lagi ya?”. Kebahagiaan berangsur hilang.

Di pojok-pojok laci yang tak tersentuh, bulatan-bulatan hitam dengan rasa pahit didiamkan. Dijauhkan dari jangkauan anak-anak; mereka yang gandrung pada permen bulat isi cokelat. Hingga suatu saat, sang bocah menceret, diare, salah makan. Anda pun tahu bagaimana kelanjutannya. Setelah sang bocah pulih dari diarenya, baru terdengar celetukan: “syukur masih nyimpan.”

Situasi terbalik. Permen bulat isi cokelat tak lagi menyenangkan. Bulatan hitam yang rasanya pahit, tak lagi menakutkan.



Ketidakpastian membuat hidup kita penuh misteri. Apa yang akan terjadi semenit ke depan pun masih merupakan tanda tanya besar. Lantaran itu, kebahagiaan tak melulu berbuntut bahagia; kesedihan pun tak melulu berujung petaka. Larut dalam kebahagiaan, membuat kita terlena dari kenyataan. Sadar dalam kesedihan, membuat kita waskita akan kehidupan. Saya terdengar sok bijaksana? Memang. Sengaja.

Ya, bahagia itu memang sederhana. Sesederhana mampu bersyukur. Terhadap apa saja, itu pun kalau Anda bisa dan bersedia.

Dan sebagai manusia, bahagia itu memang sederhana. Sesederhana mampu merasakan berjuta pengalaman, kebahagiaan dan kesedihan, perolehan dan kehilangan, segalanya.


Yeah, I'm Grateful and Happy For No Reason.. I think this is The Greatest Happiness

Jumat, 20 Maret 2015

sedikit coretan yang mungkin gaa akan kesampaian !!!

Adikku yg tercinta
mari dengarkan suara dari keikhlasan hati ini
Ingatkah kau tentang malam-malam yg pekat yg telah kita tapaki dahulu?
Yang kita isi dengan canda, dengan cita, dengan mimpi, dengan harapan dan rencana.
Aku terkesim gwe biiia memilikimu
Sungguh terkesima

Abang...
Ku harap kau jangan berlalu dahulu
Karena jari ku belum terhenti menguntai kata
Tahukah kau wahai permata hatiku?
Dan masih ingatkah kau?
Tentang cerita lalu yang berujung canda
Tentang cerita lalu yang berujung tangis
Dan tentang cerita lalu yang berujung kekesalan

Dan untukmu, Maafkan aku,
akakmu yang belum bisa membahagiakanmu
Yang belum bisa berbaik hati padamu lebih dari yang ku inginkan
Namun tahukah kau wahai adekku?
Dari hati yang terdalam
Aku sungguh mencintaimu
Aku pun bangga pernah memilkimu..




gwe bukan siscon ato lolicon, ini cuman gwe bikin tulus dari dasar hati gwe. tanpa tambahan pemanis buata  ato juga tanpa syarat apapun juga. satu hal yang gwe ingin dan mungkin juga gwe harapin ke tuhan, semoga adik gwe happy ama seseorang yang mungkin akan menjadikannya teman melewati hari hari panjangnya kelak....


Rabu, 11 Maret 2015

aku share yaa !!! ( cerita metua ke camernya... menyentuh, dikit )

entah rapa lama yaa, aku terpaku termenung, dan mencoba vakum dari dunia tulis menulis ??
aah, lupain... toh juga aku bukan seorang penulis yang hebat dan juga bukan spt JK. rowling ato shakesphere... but whatever.
kali ini gwe ngumpulin data, yaa mungkin terdengar basi ato malah daah bapuk, lapuk dan lekang dimakan waktu dan di hujam oleh hujan. tapi, cuman ini tulisan pembuka aku di 2015... kalo sempet di baca, gwe bangga bgt. tapi kalo ngga Gpp..... masih banyak kok hantu" yg siap nyimak ini !!!

"WARNING"

jones, dilarang baca.... yg maho ato ada orientasi mereng entah ke kiri ato ke kanan. jangan baca juga... ini cuman bekal buat para jawara yg nanti head to head ke camernya.

“Kalau kamu mengerti, aku akan tenang
mempercayakan putriku padamu.”
Untuk orang yang akan menemani putriku,
yang akan menua bersama hingga maut
datang menjemput.
Halo , nak. Sebelumnya aku tidak pernah
bertemu denganmu , tapi aku tahu bagaimana
efek kehadiranmu di hidup putriku karena aku
melihat ada perubahan di diri putriku.
Tahukah kamu kalau dia jadi lebih lama ketika
mandi ? Aku tahu setiap kali ia membawa
berbagai produk kecantikannya masuk ke
kamar mandi , dia pasti akan menghabiskan
waktu yang lama di kamar mandi . Tahukah
kamu dia menghabiskan waktunya di depan
laptop untuk belajar membuat masakan
kesukaanmu? Satu kali , dua kali , tiga kali dia
mencoba dan aku-serta istriku -dan seisi
keluarga sering jadi kelinci percobaannya .
Tahukah kamu bahwa dia sering grogi
sebelum pergi bersamamu ? Dia menghabiskan
waktu berjam -jam di kamarnya cuma memilih
baju terbaik dan dandan secantik mungkin.
Padahal menurutku , apapun yang dipakai
putriku , ia selalu terlihat cantik. Tahukah
kamu bahwa dia sering pulang , masuk ke
rumah dengan senyum yang sangat lebar
setiap kali pulang dari pergi bersamamu ?
Senyum itu dulu cuma jadi milikku dan istriku ,
ketika kami membelikannya boneka
kesukaannya . Senyum itu cuma jadi milikku
dan istriku ketika ia tampil di pentas sekolah
dan berhasil menemukan kami di tengah
keramaian .
Aku tidak marah, aku juga tidak iri. Aku tahu
suatu hari , momen ini akan datang. Momen
dimana aku akan memegang tangannya untuk
yang terakhir kali dan menyerahkannya
kepadamu . Momen dimana aku akan pensiun
jadi pahlawannya dan kamu yang akan
menggantikan peranku itu . Walau aku tahu,
dia akan selalu menganggapku sebagai
pahlawan nomor satu dalam hidupnya. Tapi ,
percayalah , nak. Dia juga akan mengandalkan
dirimu.
Jadi , aku cuma ingin berpesan . Maafkan kalau
aku memang cerewet , tapi percayalah, istriku
bisa menulis sebuah novel 1.000 halaman dan
aku mungkin hanya akan menulis dua sampai
tiga halaman saja . Nak , putriku mungkin
bukan perempuan paling sempurna yang akan
kamu temui di dunia, dia juga bukan
perempuan paling cantik yang mungkin hadir
di hidupmu . Tapi kamu harus yakin dan
percaya sebelum menghabiskan sisa hidupmu
bersama dirinya , dia lah satu - satunya
perempuan yang memang pas dan cocok
untuk hidup bersamamu setiap hari . Yakinkan
dirimu bahwa dia satu - satunya perempuan
yang bisa membantumu menjadi lelaki yang
lebih kuat , lebih baik dan lebih dewasa setiap
hari . Aku tahu, hidup kalian nanti tidak akan
selalu penuh dengan tawa seperti yang kalian
jalani sekarang , tapi aku ingin kalian berdua
tetap memegang erat tangan satu sama lain,
jangan pernah lepaskan , sehebat apapun
badai yang menerpa kalian .
Tolong pertahankan senyum lebar yang selalu
ia pasang setelah bertemu dirimu, karena aku
dan istriku tidak akan selalu di sana untuk
membuatnya tersenyum .
Tolong bantu dia untuk berdiri dan berjalan ,
bahkan berlari ketika dia terjatuh seperti yang
aku dan istriku lakukan ketika dia masih jadi
putri kecil kami.
Tolong tegur dan peringati putriku kalau dia
memang berjalan ke arah yang salah, seperti
yang aku dan istriku lakukan ketika dia salah
mengambil jalan dalam hidup .
Yang terpenting , buat putriku selalu merasa
dia berada di rumah ketika bersamamu . Tidak
ada yang lebih penting selain rumah karena di
sana tempat kalian berteduh, berlindung dan
berkumpul bersama . Rumah adalah tempat
pelarian terakhirmu. Buat dia nyaman , buat
dia bahagia karena aku dan istriku tidak akan
selalu di sini untuk membahagiakannya . Aku
tidak bisa memberikan cinta seperti yang
kamu berikan kepadanya, jadi aku yakin kamu
punya kemampuan untuk mengerti dirinya .
Baiklah , aku sekarang sudah terdengar seperti
istriku . Terima kasih sudah mendengarkan
pesan panjangku ini . Aku sudah lebih lega
sekarang seraya melihat kalian berdua menua
bersama -sama .

Ditulis penuh rasa syukur dan bahagia ,
Calon Ayah Mertuamu.