Senin, 25 November 2013

Rahasia sukses? Beuh, udah terlalu mainstream…udah tau Rahasia Gagal? Tau apa rahasia besar di balik kegagalan? Bener mau tau? Then, bekicrot…

Apa itu gagal? Gimana kalau Anda gagal? Apa yang harus dilakukan? Pertanyaan simple yang Anda sendiri belum tentu bisa menjawabnya…
Ini adalah sebuah kisah nyata tentang saya…dan sahabat baik saya, yaitu kegagalan!

Memang ini bukan acara awarding night, tapi pertama2 kita ingin mengucapkan terima kasih…boleh, kan?


Makasih Tuhan…ujian-Mu membuat kita banyak belajar,
Makasih Edison, Lincoln, Wirght Bros, dan tokoh2 hebat yg pernah gagal…kita jadi punya cara pandang berbeda tentang kegagalan,
Makasih penulis buku2 self-improvement dan yg ngisi acara seminar motivasi…tanpa kalian pasti KF ga akan maju,
Makasih org2 yg dulu ngebully kita dan karya kita, penerbit yg nolak novel kita, seller yg nipu, org yg reject proposal kita…karena bikin kita jadi lebih bijaksana,
Makasih para haters…karena bikin kita jadi makin kuat,
Makasih untuk fans…semoga ini bisa menginspirasi kalian,
Sam: “lah, emang ada yg nge-fans ma kita?”
Don: “tau tuh…adik gua aja kagak!”
 http://www.youtube.com/watch?v=SKV5k9qScEw  Chapter I: The Birth of Destiny Teeeet…teeeet…
Bunyi bel sekolah menandakan waktu pulang berbunyi keras, mata para murid yang separuh tertutup seperti abis dugem semalam suntuk pun kembali terbelalak lebar seperti baru lihat foto para member AKB48 pake bikini . Ya, saat itu saya adalah seorang pelajar SMP, meski muka saya lebih mirip mahasiswa tingkat akhir. Satu persatu teman2 sekelas bergegas keluar penuh tawa riang karena memang momen inilah yang paling ditunggu seluruh murid di belahan dunia mana pun.

Masih sibuk memasukkan buku dan alat tulis ke dalam tas yang sudah ‘the kill’, terlihat beberapa baris di belakang bangkuku, satu orang murid laki2 berwajah mirip Tetsu of L’Arc~en~Ciel (ngakunya sih gitu), bertubuh kurus dan kulit sawo kematengan yang masih asik duduk santai di bangkunya sambil terus bergulat dengan kertas dan pensilnya. Ngapain tuh anak? Ngerjain PR? Mustahil di SMP ini ada murid serajin itu! Rasa penasaran yang menyeruak dalam pikiran membawaku melangkah menghampiri murid aneh itu…sebenarnya sih saya yg lebih aneh.

“Ngapain, sih?” Tanya saya agak dingin.
“Biasa, lagi gambar,” jawab singkat murid bernama Sam (bukan nama sebenarnya) tanpa sedikit pun matanya berpaling dari kertas gambarnya.
“Oh, lu suka ngegambar?” Sekelebat mata saya melihat sebuah judul komik yang ada di samping kertas Sam, “eh, lu suka ‘One Piece’?”
“Iya…lu, Don?”
-------------
Oh ya, belum ngenalin diri. Perkenalkan, saya Don (nama disamarkan), waktu itu umur saya 14 tahun, murid SMP kelas 3 yang lumayan bandel dan ga begitu berprestasi (ga berprestasi kok bangga?). Kata tante saya, saya ganteng, I dunno this was real or just my fantasy. Pasti Anda semua bertanya, “lu siapa? Orang penting?” Ya, saya siapa mungkin ga penting…tapi semoga kisah saya ini bisa berkhasiat bagi Anda…(obat kali berkhasiat)
---------------
“Eh, gua mah maniak ‘One Piece’ kali!”
Sadar punya kesamaan interest, kita berdua yang sebelumnya saling bersikap dingin bagai Messi dan Ronaldo kalau ketemu di ondangan, sekejap berubah bagai dua gadis muda yang baru ketemu setelah 10 tahun tak jumpa. Dan kita pun mulai suka ngobrolin soal anime, manga, J-Pop culture, sampai akhirnya…

“Eh, lu kan suka ngegambar, gua suka nulis cerita fantasy, loh,” entah dari mana ide ini hinggap dalam pikiranku, “gimana kalau kita bikin komik? Lu yg gambar, ceritanya dari gua.”
“Ok, boleh juga tuh!” Sam mengangguk yakin, disertai senyum optimis.
Dan mulai dari sinilah takdir kita dipertaruhkan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 
Chapter II: Little Step of a Hobbit Bangun tidur, saya pun hendak pergi ke sekolah, tapi saya pun menyadari bahwa sekolah mah hari Minggu di mana2 libur atuh…saya ajak Sam dan 4 teman sekelas yang lain gathering (kumpul) di rumah saya. Usai nangkringin Doraemon yang dari dulu jam 8 mulu, semuanya pun berkumpul lengkap.
“Ok, teman2! Kita bikin komik, yuk!”
Ga banyak protes, sepertinya yang lain ok ok aja…
“Btw, nama tim kita apa?” Tanya seorang teman kita yang menolak untuk disebutkan namanya.
Awalnya kita mau kasih nama The Ganteng-Only Group, tapi karena sadar nama ini tak sesuai kenyataan, kita pun menamai Tim kita, Krizpy Frenzy (KF), dengan saya sebagai kaptennya.



Setiap hari Minggu pagi hingga sore, kita berenam mengerjakan komik ini. Di saat teman2 yang lain masih terlelap dalam di dunia mimpi, kita udah bangun untuk mengejar mimpi. Di saat teman2 yang lain hang out di mall sampai kaki kram, kita harus melototin kertas dan menggerakan pensil hingga mata dan tangan kita kram. 1 bulan…2 bulan…3 bulan, komik tak kunjung usai.
“Eh, komik kita dah sampai mana nih?”
“Udah sampai niat…”

Akhirnya, 6 bulan setelah KF terbentuk, sebuah komik pun (setengah) jadi!
“YEAH!!! Akhirnya selesai!” Bagai baru mencetak gol kemenangan di final Liga Champions, kita berenam sumringah atas selesainya komik pertama kita.
Eitz, jangan senang dulu…saat hari sekolah tiba (waktu itu kita dah SMA, pisah2), kita coba memamerkan hasil karya dan kerja keras kita ke teman2 sekelas. Apa kata mereka?
“Jelek banget!!!”
“Aneh nih komik!!!”
“Ga akan laku!!!”


Tenaga, pikiran, waktu, keringat, darah, dan air mata yang kita curahkan selama 6 bulan hanya jadi bully dan olok2an orang lain selama 6 menit…ibaratkan lu masak fettucinne alfredo, dengan keju parmiggiano-reggiano dan parmesan yg gurih, dilumuri saus krim yang khas, tak lupa daun parsley dipotong kecil2 sebagai garnishnya, ditambah potongan kecil roti baguette yg garing dan renyah, mmm yummy…akan tetapi, hasil masakanmu itu dibanting, diinjak2, dan diludahi oleh orang2…apa perasaanmu?

Hari Minggu berikutnya datang, seperti biasa, kita gathering…beda dengan atmosfer biasanya yang dipenuhi canda tawa bagai nonton acara lawak, gathering kali ini lebih banyak diam seperti lagi ziarah di kuburan, wajah kita pun makin kusut dan abstrak aja.
“Emang komik kita jelek, sih.”
“Iya, gua juga dah ga mood ngegambar lagi.”
Makin dilihat komik itu, makin kita ingin merobeknya, membakarnya, dan berteriak keras melepas kekesalan dalam hati. Semua crew lagi galau karena komik, puluhan lembar kertas hasil jerih payah kita pun kita lempar begitu saja ke dalam tempat sampah dan biarkan menjadi sejarah.
“Bikin komik emang susah,” saya coba meng-up-kan para crew, “bikin novel lebih gampang, pasti bisa!”
Teringat pepatah Jepang kuno, “kalau kau jatuh 7 kali, bangkitlah 8 kali,” usaha pun kita mulai lagi dari nol.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 
Chapter III: Path of Warriors Dimulai dari 1 kata, 1 kalimat, 1 paragraf, 1 chapter, akhirnya jadilah 1 naskah novel yang dikerjakan dalam waktu 6-7 bulan. Tanpa memamerkan lagi ke orang lain (kecuali yang kita tau bisa kasih masukan positif), kita coba kirim naskah itu ke penerbit. 1 bulan berlalu tanpa kabar, 2 bulan masih tanpa kabar, 3 bulan masih nihil, dan 4 bulan kemudian…pluk! Sepucuk surat dari sebuah penerbit besar di Indonesia pun berlabuh di rumah saya. Jantung berdegup kencang, sekencang motor Valentino Rossi, tangan bergetar kuat, bagai getaran cinta pertama dalam dada, rasa ragu apa naskah novel ini diterima atau ditolak terus berperang dalam pikiran…tak berlama2, aku pun memberanikan diri membuka surat itu, dan…JRENG! JRENG!

Maaf, naskah Anda tak bisa kami terbitkan…” Itulah inti suratnya. Beuh, rasanya bagai ketiban atlet sumo…manuscript setebal 402 halaman kertas A4, font Times New Roman 12 pt, dengan spasi 1.5 itu ditolak mentah2 oleh penerbit. Sempat mau surrender, tapi sayang juga sih, udah capek-capek, banyak korbanin tenaga dan waktu, akhirnya kita coba ke penerbit lain. 3-6 bulan kemudian, datanglah surat dari penerbit yang isinya…ditolak lagi! Beberapa kali, masih ditolak lagi …oh ya, selama masa ini, kita juga ngisi waktu senggang dengan bikin video art (bukan video mesum, loh! Males jg kali video mesum isinya cowo semua), dan cosplay…cosplayer Bandung era 2005-2008 pasti kenal kita deh…ok bagian ini ga penting, lanjut ke cerita berikutnya…

Ga kerasa, bentar lagi kita kelas 3 SMA (ga nyangka bisa kesampean), manuscript novel kita yg statusnya bagai pepatah “mati segan hidup tak mau” perlahan memudar dari pikiran…lulus UN dan masuk kuliah, itulah fokus pikiran kita.
“Saya mau fokus sekolah.”
“Waktu saya di KF banyak terbuang, padahal kalau di rumah saya bisa menggunakan waktu dengan lebih bermanfaat, misalnya main game dan tidur.”
Ironis, di tengah2 kegagalan, dua crew KF memutuskan hengkang dan memilih jalan hidupnya sendiri. Kehilangan anggota bagi sebuah tim adalah hal biasa, asal jangan kehilangan impian dan harapan aja.

Demi UN dan ujian masuk universitas yg waktu itu namanya Senampaten, gathering Minggu pun lebih banyak digunakan untuk belajar, niatnya mah gitu…kenyataannya mah kalau lagi kumpul malah pada maen. Tapi ga masalah, karena akhirnya semua lulus UN! Saya sendiri beruntung karena sudah diterima di salah satu universitas negeri di Jakarta.

Suatu hari di pertengahan 2008…
“Gua kuliah di Jakarta nih,” ucapku di hari gathering terakhir sebelum saya berangkat ke Jakarta beberapa hari kemudian, “kalian yang masih di Bandung, tolong urus KF, saya serahkan jabatan kapten pada Sam. Thanks a lot for your effort so far…maaf selama ini saya merepotkan kalian…”
Saya tundukkan kepala pada para crew sebagai tanda terima kasih dan permohonan maaf, ketiga crew hanya mengangguk tanpa ada 1 kata pun. Dan saat hari telah senja, saya bersalaman dan ucapkan salam perpisahan dengan para sahabat yang sudah lebih dari 3 tahun bekerja sama dan berbagi suka duka selama di KF ini. Memang selama waktu itu, pencapaian kita nol, dan kegagalan selalu jadi bayangan yang terus mengikuti kita, tapi sejujurnya kita sangat enjoy dan belajar banyak dari perjuangan 3 tahun itu.

Malamnya di hari yang sama, saya menyiapkan semua barang yang akan dibawa ke kosan di Jakarta, eh, ujug2…TET TUT TET, HP-ku berbunyi tanda SMS masuk…
“Don, gua besok harus pergi ke luar Jawa, ada urusan kerjaan…” SMS dari Sam yg tiba2 dapat pekerjaan di luar pulau Jawa menyerahkan jabatan kapten pada salah seorang crew KF. Bagi saya bukan masalah, orang saya dah bukan kapten lagi kok.

Besok paginya…bukan, tapi subuhnya, sang fajar baru saja terlihat ujungnya di horizon, crew KF yg baru kemaren malem menjabat sebagai kapten datang ke rumah saya tanpa diundang…
“Don, saya keterima kuliah di Jawa Tengah, jadi saya ga akan di Bandung lagi,” ucap singkatnya, setelah itu ia langsung kembali pulang untuk bersiap2 angkat kaki dari kota yang berjuluk Paris van Java ini dan menyerahkan ban kapten padaku.
Berhubung 1 crew lagi menolak untuk jadi kapten, akhirnya title Captain pun balik lagi ke saya kurang dari 24 jam setelah saya mencopotnya…ya elah masa’ gua harus jadi kapten seumur hidup?!?
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 
Chapter IV: The Void Memories Hari itu pun tiba…tanggal 8, bulan 8, tahun 2008…
Pertama kalinya saya jadi anak kost…tanggal cantik itu, meski tak secantik Dakota Fanning, bertepatan dengan Olimpiade Beijing 2008…ya acara inilah yang jadi teman sekamar saya selama awal2 ngekost, selain kecoa dan nyamuk…fokus kuliah, KF pun tak ada kegiatan apa2. Ini adalah masa vacuum KF.

Pada awalnya saya enjoy menjalani hidup di dunia perkuliahan, tapi…lebih dari satu semester, muncul satu ganjalan dalam hati yang bikin saya ga nyaman kuliah, ini bukan jalan gua! Dipaksakan juga, rasa ga nyaman dan penolakan malah makin menjadi-jadi seperti kanker yang terus menyebar dan mengganas. Dua semester dijalani, saya memutuskan graduate dari universitas dan kembali ke Bandung.

Ga tau kebetulan, ga tau takdir, ga tau kutukan, Sam juga udah selesai dengan kerjaannya dan pulang ke Bandung.
“Woi, Sam…”
“Ada apa, Frodo?”
“Jiah, mentang2 nama lu sama kayak yg di Lord of The Ring…Sam, dah lama kita ga berjuang bareng,” pertama kalinya Don kembali buka gathering setelah hampir 1 tahun vacuum, “mau coba lagi?”
“Ok, sekarang apa?” Balas Sam.
“Gimana kalau bisnis?”
“No problem…”
Ajak 2 crew yang lain lagi, KF kembali jalan.

Bisnis…satu kata sederhana yang saya sendiri ga tau apa artinya, yang ada di pikiran kita bisnis berarti punya penghasilan dari menyediakan barang/jasa pada orang lain…belajar bisnis sebentar, kita menemukan bisnis yg cocok utk pemuda kere kayak kita, bisnis online. Seperti bisnis online pada umumnya, kita butuh website, domain, hosting, dll. Semua selesai, dan…zonk! Ga ada yang ngunjungin website kita, traffic-nya bagai jalanan kota Jakarta menjelang hari lebaran.

Bisnis tetap diteruskan, tapi kali ini kita mau bisnis di dunia nyata…bisnis pulsa dan MLM. Aduh, malu juga sih nyeritain bahwa kita dulu pernah bergelut di 2 bisnis ini. Tapi akan lebih malu lagi kalau kita cuman bisa diem aja meratapi kegagalan. Lagipula sukses tak mengenal gengsi. Beberapa lama kita jalani bisnis ini dengan sabar, khususnya sabar menghadapai olok2an orang…akhirnya gagal lagi! Ironisnya lagi, 2 crew kita memutuskan untuk mengundurkan diri dari KF.
“Don, gua kayaknya mau fokus kuliah deh, sorry kl gua ga bisa gathering lagi…”
“Ok, good luck on ur way, friend…”
“You too, friend…”

Dan ada satu lagi pengalaman berharga…waktu itu saya lagi butuh suatu alat untuk menunjang bisnis saya. Saya cari barang itu di internet (untuk privasi, apa barang dan siapa yang jual, ga saya sebutkan, tapi yang pasti bukan DVD JAV/hentai), dan akhirnya ketemu barang itu dengan harga murah, 2 juta (nego jd 1,8), dari harga normal 5 juta. Kayaknya nih orang nipu, dari awal saya udah bad feeling banget sama si seller. Dari gelagatnya pun saat saya kontak dia, udah tercium bau2 penipuan…tapi karena penasaran, ok saya beli!

Uang dah saya transfer, tapi barang tak kunjung datang. Saya tagih, dia berdalih. Masih di supplier lah, ketahan di jasa pengiriman paket lah, sampai akhirnya ia pun kirim SMS ini…
“Serahkan dulu uang 4 juta, baru barangnya saya kirim!”
“Za ha ha ha! Woi, penipu! Anggap aja uang 1,8 juta itu sedekah buat lu!” Balas saya.
Ya, memang betul sedekah sebesar 1,8 juta buat penipu bukan langkah yang bijak, padahal masih banyak fakir miskin yang butuh bantuan, tapi bersikap tidak ikhlas dan pukul pintu sampai bolong itu lebih ga bijak lagi, kan. It’s ok, dari pengalaman ini saya belajar…terima kasih Tuhan, karena pengalaman ditipu ini saya belajar…lain kali saya ga akan ketipu lagi, tapi saya yang nipu. (ya ga gitu juga kali!)

Kalau dihitung2 sih, total kerugian untuk semua bisnis lebih dari 5,2 juta rupiah. Untuk ukuran bisnis sih, ini bukan angka yang besar, tapi untuk ukuran cowo kere, dengan duit segitu bisa dibeliin martabak untuk sekampung. Apa mungkin bisnis juga bukan jalan kita? Pikirku.
“Masih mau bisnis lagi, Don?” Tanya Sam di sela2 gathering mingguan.
“Iya, lah!”
“Mau jual apa sekarang?”
“Jual diri…”
“Jangan, kasian yang beli!”
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 
Chapter V: The Earth Turns Upside-down Bikin komik, di-bully…
Tulis novel, ditolak penerbit…
Kuliah, kaga kelar…
Bisnis, rugi…
Ya…itulah track record kita selama hampir 5 tahun…

Galau, stress, depresi, frustrasi, tapi untunglah kita masih bisa bersyukur dan menghargai setiap detik waktu yang Tuhan kasih ke kita, jadi ga pernah kepikiran bunuh diri…dan satu hal lagi yg benar2 buat saya sadar dan bersyukur adalah kejadian ini…

Di sebuah trotoar jalan yang agak sepi, saya yang sedang jalan santai sambil terus berpikir, apa kegagalan ini akan abadi selamanya?, melihat ada seorang pedagang buku yang lagi mangkal di pinggiran jalan. Ga ada yang spesial dari barang jualannya, hanya buku2 biasa, penjualnya pun cuman seorang bapak2 paruh baya, bukan Victoria’s Secret’s Angel, tapi gak tau kenapa tiba2 mata kepala saya menolah dengan sendirinya ke arah buku2 tersebut. Dan lebih anehnya lagi, mata saya langsung terarah otomatis ke sebuah buku kecil sederhana berwarna pink dengan judul “Berpikir dan Berjiwa Besar” karya David J. Schwartz (bukan promosi loh). Saya yg lagi jalan setengah lari seketika berhenti kaku pas liat buku itu. Gua harus punya nih buku, entah kenapa ini baru pertama kalinya saya merasa pengen banget baca sebuah buku self-improvement, padahal sebelumnya saya males baca buku, baca komik aja cuman diliat gambarnya doank.



“Ini berapa, Pak?” Saya genggam buku itu.
“30000, Mas,” jawabnya sambil senyum ramah.
Saya buka dompet saya dan…jreng! Tinggal 1 lembar 50000an. Biasanya kalau ada uang, langsung saya beli makanan, apalagi lumayan dengan 50000 rupiah bisa beli batagor 10 porsi kan? Tapi waktu itu ga tau kenapa rasa ingin memiliki buku itu ga tertahankan (udah ga nahan bo!). Akhirnya dibelilah buku itu.

Sampai di rumah, saya langsung buka dan baca buku pink itu sambil tiduran santai di atas kasur…beberapa jam setelah baca buku itu…PLAK! Rasanya pipi saya bagai ditampar Tuhan. Firasat berkata bahwa buku ini adalah petunjuk dari Tuhan agar saya kembali move on, dan lenyapkan kegalauan karena kegagalan kita selama 4 tahun lebih. Anak muda galau gara2 cewek? Beuh, alay lu! Kita dong, galau gara2 kegagalan meraih impian, keren kan? (ya elah, gagal kok keren?)

Berpikir dan Berjiwa Besar…buku itu awal dari revolusi besar2an dalam pikiran dan mental kita. Dan mulai dari sana kita jadi sering baca buku self-improvement, ikut seminar motivasi, nonton film inspiratif, dan slowly but surely mind dan mentality kita berubah jadi lebih baik dan lebih positif. Momen ini bertepatan dengan ulang taun KF yang kelima…

“Kenapa kita selama ini gagal?” Saya iseng tanya Sam di waktu gathering mingguan.
“Why, Don, why?”
“Novel kita ditolak, itu bukan salah penerbit! Bisnis kita rugi, itu bukan salah orang lain! Kita gagal, itu bukan salah Tuhan!”
“Jadi…siapa yang salah?”
“Yang salah…ya kita sendiri! We’re the one to blame. Bukan kitanya, tapi pikiran dan sikap kita yang salah!”
Sejenak kita berdua cuman bisa merenung dan terdiam 1000 bahasa, dari bahasa Inggris, bahasa Spanyol, bahasa Urdu, sampai bahasa tubuh.
“Lu mau punya mind set dan mental attitude yang lebih baik lagi?” Saya pecahkan keheningan dengan sebuah pertanyaan pada Sam.
“Iya, mau…” Jawabnya dengan suara rendah.
“Di ulang tahun KF yg kelima ini, kita bangkitkan impian kita yang telah lama tertidur…selanjutnya kita hadapi semua dengan pikiran dan sikap yang berbeda dari taun2 sebelumnya.”
“Aye aye, Captain!”

Banyak belajar dari tokoh2 idola kita, Thomas Alva Edison, Abraham Lincoln, dkk, mind set & mental attitude kita bagai komputer yang sudah terinfeksi virus mematikan sampai2 antivirusnya juga kena virus, dan ini saatnya untuk mem-format ulang. Dari pelajaran ini, kita dapat satu filosofi yang mana menjadi filosofi KF, yaitu filosofi pohon bambu. Cekidot videonya:

http://www.youtube.com/watch?v=V5wV0uOwvTw

Back to the story…
Ku kembali buka lemari di kamarku…sebuah kotak seukuran tas jinjing pekerja kantoran terlihat agak berdebu. Kubersihkan sedikit kotoran yang hinggap di permukaan kotak, dan segera kubuka kotak itu…nampak lembaran2 kertas berjumlah ratusan terbengkalai beberapa lama…satu persatu lembaran itu kubaca dengan teliti…
“Kalau saya jadi editor penerbit besar…saya juga pasti ga minat untuk menerbitkan naskah novel ini…kita masih harus belajar banyak…”
Ya, mulai saat itu, kita berdua kembali menulis ulang novel kami yang beberapa tahun lalu ditolak terus oleh penerbit. Tanpa segan, di belakang rumah kita nyalakan api, dan…blush! 402 halaman naskah kertas A4, font Times New Roman 12 pt dengan spasi 1.5 itu kita lemparkan secara tega ke dalam kobaran api yang menjilat2…kalau Anda penggemar setia serial anime/manga “One Piece”, pasti tau dong ‘heartbreaking moment’ pas kapal Going Merry dibakar? Ya, kurang lebih kejadiannya seperti itu…selamat tinggal, masa lalu!


 
 
 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 
Chapter VI: Long Stairs to Asgard Tepat di depan layar komputer, dengan kesepuluh jari tangan sudah siap memencet tombol keyboard, kuulangi proses menulis novel dari nol…1 kata, 1 kalimat, 1 paragraf, dst…sampai akhirnya naskah itu pun selesai dalam waktu 4-5 bulan. Sama seperti sebelumnya, naskah itu kita kirim ke penerbit. 1…2…3…4 bulan berlalu, pak pos akhirnya datang ke rumahku sambil membawa sepucuk surat dari penerbit.

DAG DIG DUG…rasanya seperti déjà vu, kegalauan apa ini surat penerimaan atau penolakan membuat jantung berdetak tak beraturan, padahal rasa ini pernah kurasakan beberapa tahun lalu. Memberanikan diri, kubuka surat itu…brewek (ceritanya bunyi kertas disobek)…tulisan agak besar terlihat di secarik kertas dalam surat itu, “Maaf, naskah Anda kami tolak.” Beuh, ternyata masih belum…perjuangan masih belum selesai.



Beberapa kali kirim naskah ke penerbit2 berbeda, hasilnya tetap nihil. Sang waktu dengan gagah terus berjalan apapun yang terjadi…jatah usiaku pun perlahan makin berkurang…tapi sepertinya hidupku terjebak di satu titik tanpa bisa beranjak ke mana pun…
“Don, kita udah usaha lebih dari 7 taun, muka kita juga makin tua, bentar lagi kiamat pula, masa’ belum sukses juga?”
“Kiamat mah urusan Tuhan, bukan urusan kita…kalo emang itu bukan urusan kita, ngapain repot2 mikirin hal itu?!?”
“Bukan masalah kiamatnya! Tapi kenapa kita gagal terus?!? Sementara orang yang bikin video geje di YouTube bisa ujug2 sukses?!?”
“Sam…listen to me, listen to me! 98,4% anak muda kayak kita takut gagal dan gampang menyerah…sedangkan kita yang udah berjuang sejauh ini, berkali2 jatuh, berkali2 gagal…kita masih bisa bangkit lagi…kita adalah bagian dari 1,6%-nya”
“Dari mana kamu dapet angka 98,4% itu?!?”
“Cari aja di google! You know what? Tuhan cuman memberi ujian pada umatnya sesuai kemampuan umat itu…dan Tuhan pun tau kita bisa melewati semua ujian ini! Sam, I tell you what…”
“What?”
“We’re…chosen.”
“How do you know we’re chosen?!?”
“Cari di google!”

Ya, saat itu menjelang akhir 2012, isu kiamat yang sudah menyeruak sejak beberapa tahun lalu kian dekat ke hari H. Dan pas waktu itu, saya lagi di dapur masak pancake. Beberapa pancake selesai dibuat dan ditumpuk meninggi di atas piring, nah, saya iseng mengoleskan selai coklat di antara dua buah pancake yang disatukan alias ‘2 become 1’ kayak lagunya Spice Girls, pada tau Spice Girls ga? Hmm…dorayaki?!? A ha! That’s it!



Hari Minggu tak bosan mengunjungi kehidupanku, gathering KF dilakukan kembali…
“Donat? Udah ada…Kopi? Udah ada…Roti? Udah ada…gimana kalau Wagashi?”
Wagashi?!? Apa itu?!?”
Berhubung di forum ini ga boleh iklan atau jualan, saya ga akan cerita tentang ini…lokasi gathering yang biasanya ada di ruang tengah, kini berpindah sementara ke dapur. Di sana saya sudah menyiapkan hidangan spesial…
“Mochi?”
“Ya, mochi…”
“Isinya apaan?”
“Mochi isi setan…”
“Isi setan???” Sam dengan lahap memasukkan seluruh mochi bulat kenyal itu ke dalam mulutnya, tak lama ia langsung berteriak keras, “SETAN!!! Pedes banget!!!”
Betul kan apa saya bilang…mochi isi setan…

Di minggu berikutnya setelah tragedi mochi setan itu…
“Sekarang apa?”
“Dango…”
“Isi setan juga?”
“Kagak ada isinya, tapi pake saus…saus kampret!”
Sam setengah hati menggenggam tusukan dango dengan tangan gemetaran penuh ragu, tapi mau ga mau, ia harus tetap memakannya, dan…“KAMPRET! Dangonya pedes, saosnya kemanisan!”
Betul kan apa kata saya…dango saus kampret…



Proses trial-n-error dalam menciptakan wagashi berlangsung lama, berbulan2, ditambah lagi keterbatasan waktu dan duit…tapi pada akhirnya ketemu juga resep yang pas. Tawar ke beberapa teman dan saudara, eh, responnya positif! (Awalnya kita pikir yang makan bakal masuk rumah sakit) Tapi kita ga mau cuman jualan, we want business! Kita bikin proposal untuk minta dana ke investor…

“Pandoraba?!? Wagashi?!? Kalau soal film atau musik, saya masih mau ngobrol sama kamu, tapi kalau soal bisnis…cih, engga dech!”
Itu respon dari seorang (dan satu2nya!) calon pemberi modal usai kita presentasi, yang ya Anda tau sendiri apa hasil dari presentasi ini. Masih untung kita punya sekali kesempatan presentasi, ga keitung lembaran proposal yang sudah dijilid rapi berakhir di tempat sampah tanpa pernah kita punya kesempatan menjelaskan soal Pandoraba (brand punya gua).

“Ah, ngapain sih berharap sama orang yg punya duit,” ujarku sembari membanting print-out proposal bisnis kita ke atas meja, “kita berharap sama diri sendiri aja.”
Sesuai pepatah…berharap pada orang lain membuka pintu kekecewaan, berharap pada diri sendiri membuka pintu pengembangan diri.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 
Chapter VII: The Secret of Failure Dengan usaha sendiri dan duit seadanya, kita nekat jalanin bisnis ini. Finally di pertengahan 2013, Pandoraba: The Kingdom of Wagashi resmi terbentuk…meski baru bisnis kecil2an. Lagi2 biar ga iklan atau jualan di sini, saya ga akan ngebahas soal Pandoraba. Ya, ini bukan akhir dari perjalanan kita, tapi awal dari perjalanan kita yang baru.

Kalo penasaran, kita kasih deh videonya:
 http://www.youtube.com/watch?v=sb7j_6MEeRA  
OK, finally we’ve reached the end of the story… Balik ke judul tulisan ini…rahasia gagal. Anda pasti sering liat di buku atau di seminar, bagaimana cara agar jadi orang sukses? Apa rahasia untuk sukses? Kisah sukses seorang artis…beuh, udah biasa kan! Sekarang apa Anda tau rahasia gagal? Apa rahasia besar di balik kegagalan? Bagaimana kisah gagal orang2 terkenal? Dari pengalaman selama 9 tahun ini, saya share pada Anda rahasia besar yang tersembunyi di balik kata kegagalan…  Rahasia #1 
  BLEDUG!!! Ini adalah eksperimen Thomas Edison ke-1500 yg meledak…
“Argh! Kita gagal lagi, Pak!” Keluhan asisten Edison.
“Kita ga gagal!” Edison balas menyentak, “kita belajar!”
Ya, Thomas Alva Edison…sosok idola saya yg punya mindset & mental attitude sangat positif. Gagal 2000 kali sebelum menemukan lampu pijar, tapi baginya itu bukan gagal, tapi belajar!

Untung kita hidup di abad 21, udah banyak alat ditemukan, sekolahan banyak, tutorial bergelimpangan di YouTube…coba kalau kita hidup 1000-2000 taun yg lalu, org2 jaman dulu ga ngenal kata gagal, mereka belajar! Masak, gagal, masak lagi, gagal lagi, masak lagi, jadi deh 1 resep makanan. Wright Brothers punya impian untuk terbang…bikin pesawat, jatuh, bikin lagi, jatuh lagi, ga keitung berapa kali percobaan, akhirnya berkat “kegagalan” mereka, sekarang kita kenal pesawat terbang.

Itu rahasia besar pertama…seandainya Anda gagal dalam hal apapun, jangan ngeluh, “ah, sial gagal gua!”, tapi bersyukur, “yes, saya punya kesempatan belajar!”    Rahasia #2 The more you fail the more successful you’re gone be

Saya bukan ahli matematika (orang nilai matematika gua paling bagus aja 65!), tapi saya punya rumus sukses:
----------------
Sukses = Gagal + 1
----------------
Simple kan?
Seandainya Anda gagal 10 kali, ditambah 1 kali lagi usaha, maka nilai sukses Anda adalah 11, dst.

Berarti kalau Anda ingin nilai sukses Anda makin besar, perbanyak juga nilai kegagalan Anda. Ga percaya?

Eksperimennya gagal 2000 kali, akhirnya jadi penemu terbesar sepanjang sejarah…Thomas Alva Edison,
Gagal berkarir di dunia politik selama lebih dari 30 tahun, akhirnya jadi presiden USA paling berpengaruh sepanjang sejarah…Abraham Lincoln,
Ditolak studio rekaman berkali2, akhirnya jadi musisi paling berpengaruh pada masanya…The Beatles,
Ditolak casting 1500 kali, akhirnya jadi salah satu legenda action Hollywood…Sylvester Stallone.

Mereka sudah membuktikannya…Anda?
 
Rahasia #3 
 
Kadang kalau kita gagal, kita sering ngeluh dan marah ke Tuhan, kan? Hayo ngaku! Saya kasih ilustrasi, ada orang ceking badan cuman kulit ma tulang. Nah, dia harus ngangkat beban 100 kg, kira2 bakal kuat ga? Engga, kan! Nah, ada lagi orang besar, kekar, sixpack-nya ampe ke muka2, terus dia harus ngangkat beban 100 kg, kira2 bisa ga? Bisa, kan!

Nah, sama kaya' hidup kita, Tuhan ngasih beban yang sebenernya sama aj kaya' org lain, tp kita sering nganggap beban/masalah kita terlalu berat, kenapa? Bukan karena bebannya yang berat, tapi kitanya aja yang ga kuat utk ngangkat beban itu! Makanya org yg dah sering latihan beban lebih kuat daripada org yg ga pernah latihan beban. Berarti Tuhan Maha Adil, kan?

Orang yang dah sering gagal (dan bangkit lagi) ibaratkan si kekar, sedangkan orang yang takut gagal, sekalinya gagal langsung nyerah, ibaratkan si ceking. Menurut Anda, siapa yang akan sukses nantinya? Si kekar, dong! Adil, kan?
 
Rahasia #4 Gagal semu vs gagal nyata

Kebanyakan orang nganggap sukses atau gagal cuman ada 1…no, no! Baik sukses ataupun gagal itu masing2 ada 2 spesies, suskes/gagal semu dan sukses/gagal nyata…apa bedanya?

Sukses itu adalah saat kita jadi lebih baik dari sebelumnya. Berarti, kalau misalnya ada orang ujug2 sukses, kaya, dan terkenal, entah dari YouTube atau menang lotere. Ga berapa lama, namanya menghilang bak ditelan bumi. Yah, lu tau sendiri lah siapa. Itu adalah contoh sukses semu! Kesuksesan, kekayaan, ketenaran mereka ga diiringi perbaikan mindset, mental attitude, character, bahkan skill! Ga butuh waktu lama, mereka langsung jatuh tanpa meninggalkan jejak. In the end, cuman kegagalan sejati yg mereka dapet.

Bandingkan dengan Jim Carrey, dia awalnya cuman orang miskin yang pengen jadi aktor. Ditolak casting dah ratusan kali, tapi setiap kali ditolak, mental dia jadi makin kuat, skill akting dia makin bagus…ini namanya kegagalan semu! Orang anggap dia gagal, tapi sebetulnya engga! Kenapa? Karena tiap kali dia gagal, dia jadi lebih baik dari sebelumnya, kan? At last, dia dapet kesuksesan sejati.
 
   
Rahasia #5 Gagal = Pendidikan Mental

Kalo lu anak sekolahan, pasti punya buku tulis kan? Biasanya di bagian footer buku tulis ada tulisan, “experience is the best teacher.” Hmm…kita sih setuju setengahnya aja, lebih tepatnya, “experience is second best teacher…the first one is failure.” Ya, berdasarkan pengalaman gagal kita, kita betul2 ngerasain kegagalan itu banyak ngasih kita pelajaran. Kita bisa jadi lebih dewasa, lebih bijaksana, lebih sabar, lebih berpikir dan bersikap positif.

Mau kuliah di jurusan apapun, ga akan ada mata kuliah kebijaksanaan, kedewasaan, cara berpikir positif. Semua didapat dari guru bernama kegagalan! Nyantai kok, dia bukan dosen killer, kalau suatu saat ketemu, jangan ragu menghadapinya. 
 
   
Anda mungkin hanya tau Edison, Lincoln, sebagai orang2 sukses, padahal dibalik itu, mereka jauh lebih banyak gagalnya! Souichirou Honda, penemu perusahaan otomotif asal Jepang yg terkenal itu pernah bilang, “orang2 hanya tau kisah sukses saya yg 1%, padahal 99% dari kisah saya adalah kegagalan!” Dari pengalaman ini, akhirnya kita sadar bahwa gagal dan sukses itu sebenernya sama aja! Apa yang beda? Sikapnya! Kegagalan itu sebetulnya bukan hal yang buruk…gagal akan jadi buruk kalau Anda sikapi dengan buruk juga!


Untuk yg pernah gagal meraih impian, atau yg masih di tengah jalan utk meraihnya…utk yg lagi putus asa karena bisnisnya lesu, atau yg masih mikir2 merintis usaha…utk yg lagi down karena ditolak audisi, atau yg masih perform di panggung kecil…utk yg lagi galau diputusin cewek, atau yg ungkapan cintanya ditolak…untuk yg menderita karena kondisi ekonominya buruk, atau kesehatannya yg buruk…utk yg lagi serius belajar demi nilai ujian, ataupun yg lagi banting tulang demi mencukupi kebutuhan sehari2…saya Donny Barnesi, dan teman saya, Dwi Sam…perkenalkan, kita adalah Krizpy Frenzy, teman baru Anda…see you and have fun!!!

“Jika kau gagal, kau hanya punya 2 pilihan…jadi lebih kuat dari sebelumnya, atau jadi lebih lemah dari sebelumnya…” 
 
 

MENIKAH? PERHATIKAN QUOTE-QUOTE INI

Zaman sekarang, banyak Gan muda-mudi kepala 2 lewat sedikit udah nikah, mirip jaman dulu lagi deh kayanya

Ada temen Ane yang waktu itu mau pada nikah, padahal umur mereka keitung muda, ceritanya Dia curhat ke Ane, Ane bingung Gan menghadapi curhatan pernikahan sementara Ane belum menikah. Ibaratnya nanya rasa kopi ke orang yang seumur hidup belum pernah minum kopi...

Semasa pacaran, temen Ane itu tersiksa jiwa dan raganya Gan, Temen Ane (cowo) tapi jadi korban kekerasan dalam perpacaranan, kalo lagi berantem ampe lempar-lemparan wedges, kebayang Gan
Ane aja pernah kena tampar pacarnya temen Ane itu, gegara Ane ga mau bilang temen Ane itu ada di mana sekarang, sebenernya bukan ga mau bilang, tapi Ane memang ga tau beneran temen Ane itu ada di mana pada saat itu, Ane korban keganasan pacar temen Gan

Jadi waktu Dia bilang mau nikahin tuh cewe, lutut Ane lemes Gan, padahal yang mau nikah temen Ane... Mereka pacaran putus-nyambung, gampar-cakar, lempar-tendang Gan, biar udah diputusin cewenya dateng lagi, semacam psikopat Gan, teriak-teriak depan rumah temen Ane, ampe warga rame, ampun deh...
tapi berhubung Ane ikhlas dengerin temen Ane curhat, jadi Ane ngomong aja apa yang Ane mau omongin ke Dia...waktu itu saking khawatirnya Ane keceplosan bilang, "putus ga akan ngaruh, buat pisah sama Dia mungkin satu-satunya cara harus cerai"

Ternyata omongan-omongan Ane selama bercurhat ria Dia denger Gan, dicatet baik-baik, dijadiin macem quote sama Dia, Ane kaget waktu Dia kasih secarik kertas ke Ane, yang isinya tuh omongan-omongan Ane yang udah dirapiin
.





"Usiamu sudah pantas untuk menikah. Ya, hanya usiamu, kepribadian, kesiapan mental dan lainnya belum siap"    "Kau sudah sangat ingin menikah. Ya, hanya sebatas menikah, bukan berumah tangga"    "Semua orang bisa saja menikah, tapi tidak semua orang bisa berumah tangga"





"Kalian menikah untuk menyelamatkan nafsu? atau menyelamatkan status?"





"Menurutmu ucapan seberapa berat ucapan, 'Aku ingin menikahimu karena persamaan Agama'!?"





"Seharusnya menjadi pengantin adalah kebahagiaan terbesar bagi Manusia"





"Berangan-angan menikahi pasanganmu yang sekarang adalah boleh, tapi menuntutnya paksa, lebih baik tidak usah"





"Putus nyambung itu umum, labil, dan gak keren. Kamu pacarannya suka begitu. Hati-hati saat memutuskan menikah. Cerai rujuk itu ga gampang"





"Sebab 'Aku bahagia menjadi kekashimu' adalah belum pasti akan berkembang menjadi 'Aku bahagia menjadi istri/suamimu'"





"Sebelum menikahi seseorang, coba saja untuk menikahi keegoisanmu sendiri"





"Perceraian itu dibenci oleh Tuhan, bukan dilarang. Lalu untuk apa bercerai? Untuk apa hidup tapi dibenci Tuhan?"





"Tapi kenyataannya, perceraian itu bisa menyelamatkan nyawa seseorang, meninggalkan si Dia yang berperan sebagai pelaku KDRT adalah pilihan yang tepat"



Temen Ane menilkah, umurnya 1 tahun doang, harapan kalo pacarnya bakal berubah menjadi lebih baik setelah menikah ternyata nihil Gan, abis itu Dia cerai, sekarang temen Ane menduda, meneruskan studi, buka usaha, punya pacar baru...Ane ikut bahagia jadinya..
Dan bener Gan, cerai satu-satunya jalan, tingkahlaku psikopatnya semasa pacaran, dibawa ke pelaminan, ke rumah tangga, bahkan ampe ke meja hijau.

buat Agan-Agan yang mau menikah? siapa tau ini membantu
 

   

5 Cara Mudah Mengetahui Pacar Anda Tulus atau Tidak ?!




Baru jadian dengan pacar hari ini? hem..pastinya hati Anda sedang berbunga-berbunga, merasa paling bahagia di dunia ini. Wajar saja! Namun yang menjadi pertanyaan sekaligus fakta paling ditakutkan, apakah Anda yakin si dia tulus menyayangi Anda? Atau si dia hanya manis di bibir saja?

Untuk mengetahuinya, Anda tidak perlu pergi ke cenayang. lima langkah berikut ini dapat menjawab pertanyaan diatas. Bagaimana caranya?

Dilansir oleh Genius Beauty, berikut lima cara mudah mengetahui pacar Anda tulus atau hanya manis di bibir saja.

1. Kenali Dia Lebih Dalam

Ternyata pepatah lama 'tidak kenal maka tak sayang' ada benarnya. Untuk mengetahui sifatnya lebih dalam, Anda harus lebih mengenalnya. Coba ngobrol dengannya dalam suasana santai, minta dia menceritakan bagaimana sekolah dan pekerjaannya. Jika dia sering pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, atau jika kuliahnya sering terbengkalai, Anda bisa menebak apakah dia pria yang bertanggung jawab, sering lari dari masalah atau masih kekanakan.

Jangan hanya tenggelam pada ceritanya, bandingkan cerita dia dengan cerita dari teman-teman atau keluarganya.

2. Uji Bagaimana Responnya Pada Penolakan

Anda dan si dia sudah ada rencana nge-date malam minggu ini. Buatlah sebuah alasan agar Anda bisa membatalkan rencana ini, misalnya katakan sahabat Anda tiba-tiba sakit dan minta ditemani, atau apapun (berbohong tidak masalah, ajak sahabat Anda bekerja sama). Sekali waktu, tolak idenya tentang sebuah film yang akan ditonton, dan berikan judul film yang ingin Anda tonton.

Coba perhatikan bagaimana reaksinya, tetap memaksa, tampak kesal karena ditolak atau mau mengalah untuk Anda? Jika dia tampak kesal, berarti dia bisa dikatakan egois. Jika dia mau mengalah (untuk beberapa kesempatan), berarti dia bisa berkompromi.

3. Jangan Hanya Terbuai Janji Manis

Pria akan mengucapkan kata-kata manis untuk menarik hati wanita yang dicintainya, menjanjikan banyak hal yang kalau Anda ingat-ingat lagi, sebenarnya hanya janji manis saja tanpa ada wujudnya. Kalaupun dia memanjakan Anda dengan barang tertentu, jangan langsung terbuai.

Rasakan apa yang Anda rasakan terhadap dia, pada sifat-sifatnya, dan bagaimana dia memperlakukan Anda. Memberi materi tidak bisa jadi tolak ukur.

4. Jangan Terburu-Buru

Anda baru sebulan mengenalnya, jangan terburu-buru. Jangan meminjamkan sejumlah uang dalam angka yang besar, jangan terlibat bisnis besar yang belum Anda mengerti, jangan juga terburu-buru menyeretnya berkenalan dengan keluarga Anda. Anda dan dia masih perlu waktu untuk membangun kepercayaan. Jika Anda sudah yakin dan dia sudah siap, baru lakukan beberapa hal yang berhubungan dengan masa depan Anda berdua.

5. Tidak Semua Sarannya Bisa Anda Lakukan

Pria dan wanita punya potensi yang sama untuk saling mempengaruhi dan mengubah satu sama lain. Yang pasti, jangan biarkan rasa cinta Anda mengubah Anda jadi orang lain. Cinta adalah bagaimana Anda menerima dia dan saling berkompromi untuk menyesuaikan karakter, bukan mengubah karakter. Jika Anda tidak nyaman dengan saran yang dia berikan, Anda boleh menolaknya.

Nah, bagaimana dengan pasangan Anda?